Berlibur Hemat Bersama Sahabat Ke Penakaran Rusa Tanjungsari


BERLIBUR HEMAT BERSAMA SAHABAT KE PENAKARAN RUSA TANJUNGSARI BOGOR

                                      

            Hallo sobat-sobat Infoketer! Setelah saya berbagi tentang tempat-tempat wisata di Indonesia, sekarang saya mau berbagi pengalaman bersama sobat-sobat semua. Sekalian saya menguji kemampuan menulis saya dalam OperaTravelBlog yang diselenggarakan oleh Opera Software Indonesia bersama Kompasiana. Oke! Langsung saja saya akan berbagi pengalaman saya.

           Pada hari libur sekolah tahun lalu, saya dan teman-teman saya sering mengunjungi tempat wisata PENAKARAN RUSA TANJUNGSARI, BOGOR. Berlokasi di Desa. Buanajaya, Kec. Tanjungsari perbatasan antara Bogor dengan Cianjur yang kebetulan desa tersebut merupakan tempat tinggal saya dan teman-teman saya. Tempatnya tidak terlalu jauh dari desa kami, hanya dengan berjalan kaki kami bisa sampai di tujuan. Namun untuk bisa mencapai tujuan dengan jalan kaki, kami harus melewati hutan. Kami tidak pernah takut untuk memasuki hutan, karena kami sudah terbiasa memasuki hutan tersebut. Selain sudah biasa, rasa takut kami itu hilang karena pemandangan indah yang ada di hutan. Hutan di Desa saya memang terbilang masih terjaga kesuburannya, terbukti dengan banyaknya pepohonan yang tumbuh menghijau sejauh mata memandang dan banyaknya binatang-binatang yang masih betah tinggal dihutan yang ada didesa saya. Dalam perjalanan kami sering menemukan hal-hal yang baru yang belum pernah kami temukan, seperti tumbuhan yang aneh, hewan, dan hal-hal yang lainnya. Satu yang kami takutkan ketika memasuki hutan, kami takut ketika diperjalanan bertemu dengan babi hutan. Mungkin populasi Babi hutan didesa kami masih terbilang banyak, terbukti dengan sering adanya orang-orang yang berburu ke hutan dan banyaknya perkebunan yang dirusak oleh Babi.

            Mungkin bagi sobat yang sudah tahu tempat penakaran Rusa Tanjungsari, hanya tahu dua jalur saja untuk bisa sampai di sana, namun bagi kami cara untuk bisa sampai ditempat tersebut ada tiga. Untuk bisa sampai di Penakaran Rusa Tanjungsari, bisa dengan melalui jalur dari Cianjur masuk melalui wilayah Kecamatan Cikalong Kulon di teruskan ke arah Bogor. Ikuti jalur tersebut dan ketika sobat sudah melewati sungai Cibeet berarti sobat sudah dekat dengan tujuan. Ikuti terus jalur tersebut dan cari sebuah papan arah penunjuk jalan yang menuju Penakaran Rusa. Jalur yang kedua dari arah Kota Bogor atau Jakarta dan sekitarnya, cukup melalui jalur yang menuju Cibubur, masuk ke Cilengsi, dan terus hingga menuju daerah jonggol, tetap di jalur utama hingga sobat melewati Kecamatan Cariu – Tanjungsari. Di Tanjungsari sobat terus jalan di jalur utama hingga menemukan papan penunjuk arah ke Penakaran Rusa. Kemudian dari dua jalur tersebut ketika sudah menemukan papan menuju ke Penakaran Rusa, sobat akan menelusuri jalur yang berbatu sekitar 150 meter kurang lebih. Dan kemudian sobat akan sampai di tempat pemarkiran kendaraan. Kemudian sobat harus membeli tiket untuk memasuki Penakaran Rusa di loket pembelian tiket tepat disisi sungai cibeet. Setelah itu sobat akan berjalan dengan jarak kurang lebih 200 meter untuk tiba di Penakaran Rusa, sobat akan menelusuri jalan yang berada ditebing. Namun selama berjalan, sobat akan disuguhi dengan pemandangan yang indah. Jika sobat melihat ke atas tebing, sobat akan melihat sekelompok kera-kera hutan yang ada di atas pohon yang tumbuh di atas tebing, dan ketika sobat melihat ke bawah tebing, sobat akan melihat sungai cibeet dan sawah di sebrang sungai cibeet.  Dan jalur yang sering kami lewati ini bukanlah kedua-duanya, melainkan jalur khusus orang-orang yang tinggal di Kampung kami. Meski jalur ini ketika sampai Penakaran Rusa kami masuk lewat belakang, para petugas disana tidak pernah memarahi atau mengusir kami. Mungkin karena mereka menghormati orang-orang yang tinggal di sekitar Penakaran Rusa.

Setelah sampai kami di Penakaran Rusa, kami tidak memasuki Penakaran Rusa, melainkan kami menuju ke sungai cibeet. Di sungai kami membuat nasi liwet. Karena itu lah tujuan kami yang sebenarnya, karena jika kami masuk ke Penakaran Rusa, kami pasti berpencar. Akhirnya kami sepakat untuk tidak masuk ke Penakaran Rusa. Selain membuat nasi liwet, kami berenang di sebuah bendungan kecil yang ada di Penakaran Rusa. Bendungan tersebut sering kami sebut dengan nama bendungan Pasir Buntu. Disana ada sebuah getek dan kami bermain-main di tengah bendungan dengan menaiki getek tersebut. Ketika kami berada tepat di tengah bendungan, kami bisa melihat dengan jelas kera-kera hutan yang ada di pohon yang tumbuh di atas tebing. Namun sayang waktu kami menaiki getek, kami tidak membawa ponsel karena alasan takut jatuh. Padahal jika kami bawa, kami bisa mengabadikannya dengan memotret momen tersebut. Tapi kami tetap senang karena kami dapat menikmati momen-momen yang indah tersebut. Setelah nasi liwet yang kami masak itu matang, kami siap untuk menyantapnya. Pada saat itulah momen yang saya sukai, karena pada momen itulah terasa kebersamaan diantara kami. Dan hal yang selalu membuat kami jengkel, setiap kali kami berlibur ke Penakaran Rusa, kami tidak membawa air minum yang membuat kami harus membeli air disana. Dan untuk membeli air minum tersebut, kami sering berpatungan untuk mengumpulkan uang kami. Setiap pergi ke penakaran Rusa kami memang selalu tidak membawa uang yang banyak, karena niat kami bukan menghabiskan uang. Tetapi kami hanya ingin berkumpul menghabiskan waktu bersama.

Setelah menyantap nasi liwet, kami kembali berenang di air. Namun kali ini kami berenang di air yang dalam di bawah pohon yang terdapat akar-akar merambat pada pohon. Di akar-akar itu kami saling berlomba-lomba siapa yang paling cepat mencapai akar-akar tersebut dan berayun-ayun disana. Sering kali ketika ada dua orang yang berhasil mencapai akar, mereka berdorong-dorong saling menjatuhkan satu sama lainnya. Dan permainan tersebut sering kami sebut dengan nama “Rarajaan ( B. Sunda )”. Tapi sungguh disayangkan pada momen yang bahagia seperti itu kami hanya memotret beberapa foto saja dikarenakan kami terlalu asyik bermain air. Namun kami tetap senang akan semua momen-momen yang kami lalui itu, kami bisa berkumpul menikmati keindahan alam dan kebersamaan yang sangat erat antara kami, meski ketika masa liburan habis kami harus berpencar kembali dikarenakan kesibukan masing-masing. Berikut foto-foto ketika kami bermain Rarajaan :

 

Setelah kami puas bermain-main dan hari sudah semakin sore, kami memutuskan untuk pulang. Ditengah perjalanan pulang kami menemukan sebuah tanaman yang aneh. Tanaman tersebut menjalar ke pohon-pohon besar dan memiliki buah yang sekilas seperti semangka. Kami mencoba mengambilnya dengan cara melimpari batang kayu ke arah buah tersebut, dan ketika dapat kami mencoba untuk membelahnya dengan cara melempar buah tersebut ke arah batu. Namun buah tersebut sangat keras, sampai-sampai kami saling bergantian memecahkan buah itu. Setelah beberapa lama kemudian buah tersebut berhasil kami membelahnya. Isi dari buah tersebut juga aneh, dari luar sekilas seperti buah semangka dengan corak-corak yang dimiliki buah semangka, namun ketika dilihat isinya sekilas menyerupai buah cokelat. Kami sangat penasaran akan bagaimana rasa buah tersebut, kemudian salah satu teman saya mencoba untuk mencicipinya. Dan ternyata teman saya itu berkata bahwa buah tersebut tidak ada rasanya. Teman saya itu juga merasa mual karena mencicipi buah tersebut, dan akhirnya teman saya tersebut muntah. Kami tertawa karena tingkahnya yang konyol karena nekad mencicipi buah yang belum tentu bisa dimakan. Selain menemukan buah yang aneh di tengah perjalanan pulang, kami juga berjumpa dengan burung Puyuh. Kami mencoba untuk menangkapnya, namun burung puyuh itu sangat cerdik. Burung itu masuk kesemak-semak disusul dengan salah satu dari kami masuk nyungsrep ke semak-semak tersebut untuk menangkap burung puyuh tersebut. Namun bukan burung yang didapat, dia malah dikerumuti semut. Dia kaget dan mencoba menyingkirkan semut-semut dari tubuhnya. Kami kembali tertawa karena tingkah teman kami tersebut. Hingga akhirnya kami sampai ke perkampungan dimana kami tinggal.

Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan bagi saya dan teman-teman saya. Walau pun hanya berlibur ke tempat yang dekat dan tidak dengan uang yang banyak, tapi kami tetap merasa senang. Karena tidak setiap waktu kami bisa berkumpul dan bersenang-senang bersama. Bukanlah tempat atau pun uang yang membuat kami bahagia, namun keberamaanlah yang membuat kami bahagia. Pengalaman tersebut akan selalu saya kenang, walau pun sekarang kami tengah berpencar karena kesibukan tersendiri.

Mungkin hanya itulah yang bisa saya bagi dengan sobat-sobat sekalian. Semoga pengalaman saya ini bisa membuat sobat-sobat tertarik untuk berlibur bersama teman atau kerabat dengan cara seperti saya. Terima kasih! J


13394000801324381573 

Comments

Read other articles

2016 Wajib Banget Punya OPPO R7s