Proses Pengembangan Perangkat Lunak pada Metode Scrum - Agile Methodology Part 3

Pada sebuah proyek terdapat seorang klien atau intansi yang membutuhkan jasa dari sebuah perusahaan penyedia layanan jasa. Ketika kedua pihak bertemu untuk membicarakan proyek tersebut, dari sinilah proses Scrum dimulai. Secara garis besar proses Scrum framework dapat dilihat dari gambar berikut ini.


Gambar di atas adalah suatu gambaran proses dari Scrum framework secara keseluruhan. Hal pertama yang dilakukan adalah pengumpulan Product Backlog. Product Backlog adalah kumpulan requirement atau hal-hal yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang diinginkan oleh klien. Product Backlog biasanya bisa didapatkan dari klien itu sendiri atau referensi lain yang dapat mendukung proses pengerjaan produk itu sendiri. Kumpulan dari Product Backlog yang sudah didapatkan disebut sebagai Product Backlog Item atau disingkat menjadi PBI.
Kemudian terdapat istilah Grooming dimana dalam proses tersebut dibagi menjadi 3 proses, yaitu:
  • Membuat Produck Backlog, pada dasarnya pembuatan Product Backlog ini bertujuan untuk mendesai kembali PBI yang sudah didapat, baik itu mengurangi ataupun menambahkan PBI itu sendiri demi kepentingan pengerjaannya dikemudian.
  • Membuat estimasi waktu pengerjaan untuk semua PBI. Setiap PBI memiliki waktu pengeraan yang berbeda-beda tergantung dari berapa banyak story point untuk menyelesaikan PBI tersebut.
  • Membuat prioritas PBI mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
Setelah proses tersebut sudah dikerjakan, proses selanutnya adalah Sprint Planning. Seperti yang sudah disinggung pada artikel sebelumnya, Sprint dapat dikatakan sebagai sebuah iterasi atau sebuah modul yang dapat disampaikan pada klien. 
Sprint Planning mengambil PBI yang memang sudah diprioritaskan berdasarkan dari beberapa hal, sebagai contoh diambil dari estimasi waktu pengerjaannya. Jika estimasi waktu yang ditentukan pada Sprint Planning adalah 2 minggu, maka PBI yang diambil adalah PBI yang memiliki estimasi waktu 2 minggu, tentunya PBI tersebut adalah PBI yang memang diprioritaskan. Perlu diketahui bahwa waktu pengerjaan dari 1 Sprint adalah 1 - 4 minggu.

Kemudian dari Sprint Planning tersebut akan menghasilkan Sprint Backlog. Sprint Backlog berisikan PBI yang sudah dipilih sebelumnya dimana PBI tersebut akan dibagi menjadi sub-test, sub-kegiatan, dan sub-tugas yang kemudian akan dibagian kepada setiam anggota dari tim pengembang. 
Estimasi waktu pengerjaan dari setian Sprint Backlog tidak sama dengan estimasi waktu pengerjaan Product Backlog. Pengerjaan dari Sprint Backlog sangat dianjurkan untuk menentukan waktu berdasarjan "JAM" supaya pengerjaannya lebih mendetail dan product owner akan lebih mudah untuk mendeligasikan item apa saja yang dapat dikerjakan oleh tim pengembang.

Proses selanjutnya tim pengembang akan mengeksekusi Sprint Bcaklog yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada proses eksekusi tersebut diharuskan membuat sebuah pertemuan anggota tim setiap hari, dimana dalam pertemuan tersebut akan membahas mengenai apa saja yang sudah dikerjakan dan yang belum dikerjakan, apa kendala yang dihadapi, dan apa yang akan dikerjakan. Pertemuan tersebut harus dilakukan supaya para anggota dapat mengetahui progres dari anggota lainnya. Sangat ditekankan bahwa pertemuan tersebut harus dilakukan selama 10 - 15 menit setiap harinya.

Setelah proses Sprint Execution sudah dilakukan, maka akan menghasil sebuah increment atau madul yang dapat disampaikan pada klien, dimana klien dapat memberikan masukan pada modul tersebut.

Secara teknis proses 1 Sprint sudah dilakukan dan boleh berlanjut pada Sprint berikutnya. Namun terdapat dua langkah tambahan yang dapat dilakukan supaya pengerjaan Sprint selanjutnya dapat berjalan lebih mudah. Kedua langkah tersebut yaitu Sprint Review dan Sprint Retrospective dimana dalam proses tersebut akan dilakukan inspect dan adapt berdasarkan dari proses dan produk yang sebelumnya sudah dikerjakan.
  • Sprint Review akan mengevaluasi mengenai produk yang dihasilkan. Sebagai contoh apakah fitur yang dikerjakan dapat berjalan sesuai yang diinginkan atau tidak, atau adakah kendala dari segi teknikalnya.
  • Sprint Retrospective akan mengevaluasi mengenai proses dari pengerjaan produk tersebut. Sebagai contoh apakah pembagian Sprint Backlog pada setiap anggota tim sudah benar dan seimbang sesuai kempuan kompetensinya masing-masing atau tidak, dan apakah durasi pengerjaan Sprint sudah sesuai rencana atau tidak.
Untuk pembahasan mengenai Scrum framework yang lebih mendetail akan saya bahas pada artikel berikutnya.

Comments

Read other articles

2016 Wajib Banget Punya OPPO R7s